Koksidia adalah mikroskopik parasit yang hidup disaluran pencernaan dari anjing dan kucing. Penyakit ini seringkali ditemukan, tetapi sangat jarang menyebabkan gejala pada hewan dewasa. Pada anak anjing dan kucing gejala yang sering adalah diare (Barchas, 2010). Penyebab penyakit ini adalah protozoa dari Genus Isospora : Isospora rivolta, Isospora canis dan Isospora felis. Spesies tersebut diatas diketahui dapat menginfeksi anjing dan kucing (Subronto, 2006).
Patogenesis
Anjing atau kucing yang terinfeksi melepaskan ookista koksidia di dalam feses. Pada kondisi yang lembab dan hangat, ookista bersporulasi menjadi stadium infektif dalam 3-5 hari.
Anjing atau kucing yang terinfeksi melepaskan ookista koksidia di dalam feses. Pada kondisi yang lembab dan hangat, ookista bersporulasi menjadi stadium infektif dalam 3-5 hari.
Anjing terinfeksi jika memakan pakan atau minum yang terkontaminasi tanah atau feses yang mengandung ookista infektif . Didalam usus, ookista ruptur dan melepaskan sporozoit, yang kemudian akan melakukan penetrasi ke dalam sel epitel usus, kemudian berkembang biak di sana, dan akhirnya merusak sel hospes.
Mekanisme yang lain, yaitu koksidia dapat ditularkan secara vertikal. Anak anjing dapat terinfeksi koksidia sebelum dilahirkan jika induk terinfeksi koksidia semasa masih menjadi anak anjing dan menjadi carrier (Vet-Klinik.Com, 2008).
Mekanisme yang lain, yaitu koksidia dapat ditularkan secara vertikal. Anak anjing dapat terinfeksi koksidia sebelum dilahirkan jika induk terinfeksi koksidia semasa masih menjadi anak anjing dan menjadi carrier (Vet-Klinik.Com, 2008).
Gejala Klinis
- Diare merupakan gejala paling umum terjadi, frekuensi diare bervariasi. Pada beberapa kasus diare bisa diikuti dengan adanya darah.
- Jika tidak segera dilakukan pengobatan terhadap diare maka hewan akan mengalami dehidrasi, anemia, kurus, lemah dan akhirnya mati.
- Anjing atau kucing dewasa yang terinfeksi biasanya asimptomatis, tapi dapat menularkan penyakit pada hewan lain dan menyebarkan ookista infektif ke dalam lingkungan melalui kontaminasi feses.
Diagnosa
Diagnosa koksidiosis adalah dengan mengamati gejala klinis dan identifikasi ookista dalam sampel feses pada mikroskop dengan pembesaran 400x.
Diagnosa banding koksidiosis adalah infeksi-infeksi enterik akibat virus (Parvo Virus) dan penyakit-penyakit intestinal akibat parasit yang lain (roundworm/Ascariasis) (Barchas, 2010).
Pengobatan
- Pengendalian diare, mencegah dehidrasi dan anemia, serta mengeliminasi organisme infektif.
- Pada kasus akut, penggantian cairan sangat penting (Terapi Cairan).
- Sulfadimethoxine 55 mg/kg PO pada hari pertama kemudian 27.5 mg/kg satu kali sehari selama 9 hari (Veterinary Drug Handbook).
- Sulfadiazine/Trimethoprim 30 mg/kg PO satu kali sehari selama 10 hari (Veterinary Drug Handbook).
Setelah pengobatan pemeriksaan feses harus terus dilakukan untuk memastikan protozoa tidak dalam jumlah yang banyak.
Daftar Pustaka
Barchas., E. 2010. Coccidia (Isospora) In Cats and Dogs. in http://drbarchas.com/coccidia
Anonim. 2008. Koksidiosis pada anjing dan kucing. Vet-Klinik.Com. in http://www.vet-klinik.com/Pets-Animals/Koksidiosis- pada-anjing-dan-kucing.html
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Gadjah Mada University Press. Bulaksumur, Yogyakarta.
0 komentar:
Post a Comment